jaringan yang disembunyikan

[pesawat]........[Milter].......[ekonomi]......[psikologi].......[nutrisi]
[kedokteran]........[Resepmasakan].......[politik].......[sejarah]
[teknik].......[sains].......[Teknologi]......[pertanian].......[Perikanan]
[kelautan].......[tambang].......[job].......[Kesehatan]

...................................................................................................................

(HOME)

12 November, 2008

Lapan Kembali Rancang Pesawat


JAKARTA, KAMIS - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau Lapan merintis pembentukan Pusat Teknologi Penerbangan dan akan kembali merancang pesawat terbang. Hal ini merupakan langkah Lapan untuk kembali pada kompetensinya melaksanakan riset penerbangan yang vakum selama 26 tahun terakhir.

Dijelaskan Kepala Lapan Adi Sadewo Salatun, Rabu (15/10), berdasarkan keputusan presiden tahun 1963, lembaga riset ini dibentuk tidak hanya untuk melaksanakan riset di bidang antariksa, antara lain, mengembangkan roket dan satelit, tetapi juga menangani riset yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi penerbangan, termasuk pembuatan desain dan model pesawat terbang.

Dengan tugas dan tanggung jawab di bidang teknologi penerbangan, Lapan berhasil membangun terowongan angin untuk pesawat sub-sonik dan membuat XT-400, sebuah prototipe pesawat terbang berukuran lebih kecil dari CN 212, tutur Kisman Subandi, salah satu perintis pembangunan Lapan, yang telah memasuki masa purnabakti.

Pesawat CN 212 merupakan karya desain dan rancang bangun Cassa Spanyol bekerja sama dengan Industri Pesawat Terbang Nurtanio (kini PT Dirgantara Indonesia). Adapun prototipe pesawat XT-400 dibuat sepenuhnya oleh peneliti dari Lapan, beberapa tahun sebelum pesawat CN 212. Namun, akibat kebijakan pemerintah, lanjutnya, prototipe pesawat buatan Lapan itu tidak dikembangkan lebih lanjut.

Munculnya Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang didirikan tahun 1976, menurut Kisman, menyebabkan kompetensi Lapan di bidang teknologi penerbangan dibekukan. Sebaliknya, desain dan rancang bangun pesawat terbang ditangani BPPT yang bekerja sama erat dengan IPTN dalam pembuatan prototipe dan fabrikasi.

Rencana melakukan kembali riset teknologi penerbangan, lanjut Adi, merupakan reaksi dari pertanyaan kalangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang terlontarkan sejak 10 tahun lalu. Hal ini juga menjawab respons positif Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.

Pusat teknologi

Terkait dengan rencana merintis riset teknologi penerbangan, Lapan akan melakukan reorganisasi, yaitu mengubah Pusat Teknologi Terapan menjadi Pusat Teknologi Penerbangan yang antara lain akan terdiri dari tiga bidang, yaitu bidang konstruksi, propulsi, dan sistem kendali.

Dilihat dari sisi sumber daya manusia, Lapan telah memiliki tenaga lulusan sarjana teknik penerbangan dalam jumlah yang memadai. ”Tahun ini Lapan akan merekrut tenaga peneliti sebanyak 26 orang, di antaranya sarjana lulusan teknologi penerbangan,” ungkapnya.

Selain itu, tidak tertutup kemungkinan Lapan melakukan outsourcing dalam mendukung proyek riset teknologi penerbangan, yang akan dilaksanakan.

Namun, rencana merintis penelitian dan pengembangan teknologi penerbangan tersebut, ungkap Adi, saat ini masih dalam tahap pembahasan di tingkat internal Lapan. Setelah itu akan dibicarakan dengan Menteri Negara Riset dan Teknologi, serta lembaga pemerintah nondepartemen riset teknologi dan industri terkait.

Kerja sama dengan lembaga dan industri terkait, menurut Adi, penting karena kegiatan tersebut memerlukan pemanfaatan sumber daya manusia dan fasilitas laboratorium yang dimiliki lembaga riset lainnya serta perguruan tinggi. Selain itu, hasil desain pesawat terbang akan dibuat prototipenya oleh industri pesawat terbang nasional.

Adi mengambil contoh BPPT memiliki Laboratorium Uji Konstruksi dan Laboratorium Aeronatika Gas dan Getaran, yang dapat dimanfaatkan Lapan untuk uji prototipe pesawat rancangannya.

Menanggapi rencana Lapan tersebut, Menteri Negara Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman mengatakan, Lapan hendaknya fokus pada peroketan dan penginderaan jauh saja.

”Dengan dana riset yang terbatas tak mungkin Lapan melakukan banyak hal. Penerbangan itu sudah banyak dilakukan BPPT,” ucap Kusmayanto.

Sementara itu, di bidang peroketan dan satelit, Lapan telah mencapai kemajuan pesat dengan berhasil membuat roket hingga RX-420 atau berdiameter 420 milimeter yang akan diuji statik November mendatang dan uji terbang awal 2009. Selain itu, satelit mikro yang akan diluncurkan pada 2010 dengan roket India di orbit khatulistiwa.

Sumber : Kompas Cetak

No comments: